Benarkah dunia akan mengalami pergeseran gravitasi bumi melalui beberapa bencana alam yang terjadi ditahun-tahun terakhir? Teori garavitasi bumi yang dikemukakan John Stojanowski dalam buku edisi ketiga (2012) ‘The Gravity Theory of Mass Extinction: A new theory of mass extinction explains the rise and fall of the dinosaurs‘ akan menjelaskan sejarah pemusnahan zaman disebabkan karena gravitasi bumi.
Gravitasi Bumi, Kunci Kepunahan Massal
Teori Gravitasi dari Kepunahan Massa (Gravity Theory of Mass Extinction, GTME) adalah teori yang menjelaskan sebab-akibat dari peristiwa kepunahan massal sepanjang sejarah Bumi. Hal ini juga memposisikan alasan gigantisme (ukuran raksasa) dinosaurus, vulkanisme, banjir besar, perubahan yang cepat di permukaan laut (eustatic), pembalikan geomagnetic bumi dan variasi geomagnetik sekuler. Teori gravitasi menyatakan semua fenomena yang saling berhubungan. Dasar dari teori gravitasi bumi adalah pernyataan bahwa elemen inti bumi (inti dalam, inti luar dan bagian terpadat bumi bagian bawah), dalam kondisi tertentu, dapat berpindah saat posisi bumi-sentris.
Perubahan Gravitasi Bumi Di Permukaan Akibat Lempeng Tektonik
Berdasarkan bukti sejarah yang mendukung perpindahan elemen inti, atau offset, GTME menjelaskan bahwa gravitasi bumi di permukaan planet ini belum konstan selama jangka waktu yang lama termasuk dari zaman Phanerozoic Eon (542 Ma – 0 Ma)(jutaan tahun yang lalu, Million years Ago disingkat Ma).
Secara khusus, unsur-unsur inti offset dari pusat bumi bergantung pada simetri garis lintang dari pusat ‘massa semua lempeng tektonik‘ benua di permukaan Bumi, relatif terhadap khatulistiwa (equator).
Sehubungan dengan gravitasi bumi (pandangan GTME) secara umum, bahwa besarnya perubahan gravitasi bumi di permukaan untuk beberapa ratus juta tahun terakhir, dipengaruhi oleh derajat asimetri pada lempeng tektonik kontinental relatif terhadap khatulistiwa. Konsekuensi yang sudah terjadi dari offset elemen inti bumi dari posisi pada saat Bumi-sentris:
1. Kebanyakan (jika tidak semua), terjadi kepunahan massal sejak zaman Phanerozoic Eon.
2. Gigantisme bentuk kehidupan yang paling memungkinkan, baik di darat dan laut, selama Phanerozoic Eon, Mesozoic dan Cenozoic dihasilkan dari perubahan gravitasi bumi.
3. Permukaan air laut yang luar biasa tinggi selama tiga periode tersebut.
4. Hampir semua permukaan laut di seluruh dunia regresif/transgresif terjadi selama tiga periode tersebut.
5. Semua letusan dan banjir besar selama tiga periode tersebut.
6. Semua mengalami pembalikan geomagnetik bumi utara dan kutub selatan.
7. Terjadi pergerakan kutub geomagnetik bumi yang dikenal sebagai variasi geomagnetik sekuler.
Elemen inti bumi / Photo: John Stojanowski
Sebuah superbenua (seperti Pangea) bergerak secara latitudinal, akan memindahkan semua tiga elemen inti (inti dalam, inti luar dan bagian padat) yang mengakibatkan perubahan signifikan dalam gravitasi bumi di permukaan.
Jika pusat massa superbenua atau bergerak dekat dengan khatulistiwa, elemen inti mendekati (seperti sekarang), posisi relatif bumi-sentris dan kekuatan gravitasi bumi pada permukaan superbenua akan naik ke dekat tingkat zaman terdahulu. Dua dari kepunahan massal terbesar, Permian-Triassic (251 Ma) dan Cretaceous-Tertiary (65 Ma), terjadi ketika pusat massa dari superbenua Pangea menyeberangi khatulistiwa. Sebuah grafik diterbitkan tahun lalu (2011) oleh sekelompok penelitian Prancis yang berkaitan dengan lempeng tektonik ini, menegaskan waktu Pangea dekat dengan pergerakan khatulistiwa sekarang.
Pergeseran gravitasi dari waktu ke waktu / Photo: John Stojanowski
Perubahan Permukaan Laut Eustatic
Para ilmuwan menganggap semua laut terjadi regresif-transgresif (glacioeustasy), naik dan turunnya permukaan laut karena pembentukan es dan mencair. Teori gravitasi bumi (GTME) dapat memecahkan paradoks ini.
Ketika superbenua bergerak cepat dan latitudinal hingga ‘pusat massa’ bergerak menuju khatulistiwa, dorongan permukaan laut menyebabkan meningkatnya gravitasi regresif-transgresif.
Letusan Dari Luapan Vulkanisme Basalt
Periode kepunahan dan letusan vulkanik basalt sangat terkenal. Banyak ilmuwan yang mengaitkan kepunahan terhadap efek merugikan dari semburan vulkanik berupa gas karbon dioksida dan sulfur dioksida yang mungkin menyebabkan perubahan iklim secara tiba-tiba. Jenis vulkanisme diyakini berasal di inti-dalam batas bumi.
Dalam teori gravitasi bumi ini, letusan vulkanik basalt dengan gerakan cepat dari elemen inti yang bergerak ke arah posisi elemen saat bumi-sentris.
Geomagnetik Reversal Dan Gravitasi Bumi
Ilmuwan percaya bahwa aliran besi cair dalam inti luar bumi melakukan cara yang sama seperti dinamo listrik. Rotasi Bumi memaksa aliran rotasi dari cairan ‘besi cair’ yang menghasilkan arus listrik dan menghasilkan medan magnet.
Hari ini,… ketika efek termal asimetris mendekati batas inti-dalam, medan magnet mulai menjadi berkurang dan jika efek ini terus berlanjut cukup lama pembalikan kutub akan terjadi. Teori ini memposisikan penjelasan baru secara substansial berbeda dari yang terjadi saat ini, tampaknya akan menjadi pembalikan acak ‘kutub utara dan kutub selatan’.
Inti bagian dalam dapat bergerak jauh dari posisi sentris di inti luar ekuator, inilah asimetri yang menghasilkan aliran non-simetris pada inti luar dan menyebabkan medan magnet bertransisi, menjadi tidak stabil hingga menyebabkan pembalikan kutub.
Lempeng Tektonik Dan Gravitasi Bumi Saat Ini
Beberapa tahun terakhir bumi telah mengalami beberapa bencana yang diakibatkan pergeseran lempeng tektonik. Seperti teori gravitasi bumi John Stojanowski yang sebenarnya sudah dirilis sejak tahun 2004, masih terus digunakan dan dikembangkan hingga saat ini. Mengingat negara ini berada tepat di garis ekuator (khatulistiwa), dan sejarah telah meninggalkan jejak kepada kita, bahwa kita tepat berada didaerah yang sangat rawan bencana. Kita hanya menunggu waktu, apakah benar gravitasi bumi akan berubah dan terjadi pembalikan kutub.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar